Judul : Bijaksana Mensubsidi Melalui Plat Nomor “Pintar”
Latar Belakang :
Bahan Bakar Minyak merupakan bagian dari kebutuhan harian masyarakat terutama di Indonesia. Kebutuhan BBM semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan akan terus berlangsung selamanya. Namun yang menjadi permasalahan adalah dengan meningkatnya permintaan BBM di masyarakat, maka meningkat pula permintaan akan BBM bersubsidi. Padahal, seperti kita ketahui dengan baik BBM bersubsidi tidak semuanya, bahkan dapat dikatakan sebagian besar, justru di serap oleh pihak-pihak yang tidak pantas disubsidi alias memiliki kemampuan ekonomi di atas rata-rata. Menaikkan harga BBM secara merata ke semua kendaraan bermotor juga bukan termasuk solusi terbaik. Walaupun mengurangi beban APBN, tapi dampaknya seperti bola salju. Mulai dari kenaikan bahan pokok (makanan dan kebutuhan harian lainnya), hingga kenaikan biaya harian pada setiap lapisan masyarakat, inflasi Negara dan ketidak puasan pada pihak-pihak tertentu terutama masyarakat yang kurang mampu, akan memberikan lebih banyak dampak negatif dibandingkan positif. Tapi berapa lama lagi pemerintah mampu menahan kebutuhan untuk tidak menaikkan BBM? Berapa lama lagi negara kita terbebani oleh biaya-biaya kebutuhan masyarakatnya? Sedangkan seperti semua ketahui BBM bersubsidi setiap waktu lebih cenderung diserap oleh pihak-pihak yang “tidak pantas”. Karena itulah melalui sarana “Apa idemu?” Ini, saya mencoba menyampaikan sepenggal ide bukan untuk dituruti, tapi dapat dipertimbangkan dan mungkin dikolaborasi dengan ide-ide dari berbagai sumber lain untuk menjadikan Indonesia lebih baik.
ISI :
Ide ini pertama kali terpikirkan ketika saya mengamati KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan SIM (Surat Izin Mengemudi). Bagi saya adalah sungguh luar biasa kartu sekecil itu mampu memberikan begitu banyak informasi tentang pemiliknya. Karena itulah saya berpikir Plat Nomor Kendaraan Bermotor pun seharusnya dapat memberikan informasi yang lebih banyak selain Nomor kendaraan, ataupun tanggal pembelian/perbaruan Plat Nomor kendaraan.
Bagi saya dengan permainan warna (yang tentunya lebih dimengerti sebagian besar masyarakat Indonesia dibandingkan kode berbentuk angka/tulisan) pada Plat Nomor seperti perbedaan antara mobil swasta, niaga maupun perintahan, maka dapat menjadi salah satu cara agar masyarakat, pemerintah, pihak kepolisisn hingga penjaga pom bensin mengetahui dengan jelas mobil dengan plat nomor tersebut berhak atau harus/wajib menggunakan bahan bakar berjenis apa. Dengan demikian kenaikan BBM akan berdampak kecil bagi Niaga/perdagangan, dan BBM bersubsidi benar-benar tersuplai secara bijaksana ke pihak-pihak yang membutuhkan. Contoh kemungkinan perwujudan Plat Nomor yang saya sebut dengan Plat Nomor “Pintar” dapat dilihat di LAMPIRAN 1.
Dengan penerapan Plat Nomor “Pintar” secepatnya, diharapkan selain meringankan beban Negara, kendaraan-kendaraan bermotor baru yang keluar dari dealer pun telah dengan jelas sudah ditunjuk untuk mengenakan BBM jenis apa. Begitu pula ketika terjadi perbaruan Plat Nomor kendaraan bermotor, maka ketika melepaskan Plat nomor lama, dan mengenakan plat nomor baru, maka setiap kendaraan bermotor sudah dikotak-kotakkan dan tidak ada yang secara sengaja “mencuri” milik masyarakat golongan kurang mampu yang juga dianggap seperti “mencuri’ dari Negara.
Kerjasama dan sosialisasi yang baik Pemerintah, dengan Pertamina, Pihak kepolisian, Pihak swasta dan masyarakat, perihal Plat nomor “Pintar” diharapkan dapat memberikan dampak baik bagi perkembangan Indonesia dan dengan demikian dana-dana yang tadinya ditujukan untuk BBM bersubsidi dapat dialihkan ke bidang-bidang lain yang lebih membutuhkan seperti pendidikan dan kesehatan.
Perihal monitoring dan ganjaran/tindakan bagi pihak-pihak yang “keras kepala”, saya rasa dapat diserahkan ke pihak-pihak yang berhak mengaturnya. Dan kalaupun kekurangan tenaga, kurasa masyarakat terutama kaum muda yang melek informasi dan teknologi siap membantu. Dengan menyediakan suatu wadah sosial berbasis teknologi/internet untuk menyampaikan saran keluhan maupun foto atau video (yang tentunya lebih banyak bicara daripada kata-kata), Pemerintah, Pertamina dan kepolisian pasti akan memperoleh banyak informasi dari masyarakat. Lagipula dengan wadah tersebut, hukuman dalam masyarakat sosial dengan sendirinya akan berjalan.
Demikian ide kecil saya ini untuk Indonesia. Berbagai perbaikan, penambahan dan tanggapan tentunya perlu dilakukan atas ide setengah matang ini. Namun besar harapan saya apapun yang terjadi, masyarakt Indonesia kiranya dapat segera bebas dari kesenjangan sosial, dan para “pencuri terselubung” dapat diminamilisir. Terima kasih.
Tuhan Memberkati Indonesia.